OKI – JURNALIS BICARA – Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) menjadi prioritas desa sebagai garda terdepan di tingkat tapak untuk memitigasi dampak buruk yang dapat menimpa masyarakat. Hal ini terungkap dalam sosialisasi pencegahan karhutla yang diadakan oleh mahasiswa Program Doktor Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia di Desa Sri Gading Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan pada Kamis, 9 November 2023 yang dibantu oleh tim dari IPB, UIN Syarief Hidayatullah dan Universitas Sriwijaya.
Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan Dr. dr. Tri Edhi Budhi Soesilo, M.Si menjelaskan Sumatera Selatan memiliki kepentingan besar untuk melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan karena wilayah ini secara geografis rentan terhadap risiko kebakaran. “Keberlanjutan ekosistem hutan dan lahan di Sumatera Selatan sangat vital bagi kehidupan flora, fauna, dan manusia. Kebakaran hutan dapat menyebabkan kerusakan ekologis yang meluas, merugikan biodiversitas, dan berdampak negatif pada kualitas udara serta kesehatan masyarakat,” jelas Budhi.
“Sumatera Selatan juga memiliki sektor pertanian yang signifikan, dan kebakaran dapat merugikan produksi pertanian serta mengancam mata pencaharian masyarakat. Oleh karena itu, tindakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan menjadi suatu keharusan untuk menjaga keseimbangan ekosistem, melindungi sumber daya alam, dan memastikan keberlanjutan pembangunan di wilayah tersebut,” tambah Budhi.
Menurut Budhi, sinergitas yang dilakukan warga desa Sri Gading Kabupaten OKI Sumatera Selatan patut dijadikan contoh bagaimana menjaga lahan gambut agar tidak terjadi karhutla. Desa ini berpotensi jadi model dalam pencegahan karhutla.
Sementara itu Kepala Desa Sri Gading Rini Sandra memjelaskan upaya-upaya yang dilakukan para petani dalam membuka lahan pertanian tanpa membakar. “Pembukaan lahan pertanian yang dilakukan dengan mesin sangat bermanfaat dalam upaya pencegahan karhutla. Meskipun Desa Sri Gading berlahan gambut tapi tahun 2023 tidak ada kejadian karhutla di desa ini,” papar Rini Sandra.
Ia juga menambahkan bagaimana keinginan menjaga hutan dilakukan oleh petani dengan selalu bersinergi dalam melakukan pengawasan sekitar hutan dan lahan pertanian dari perilaku tidak bertanggung jawab. “Perilaku menjaga hutan dan lahan ini tumbuh karena pengalaman buruk karhutla tahun 2015, sehingga tumbuh kesadaran masyarakat,” tambah Rini Sandra.
Ia berharap bantuan peralatan pertanian untuk membuka lahan tanpa dibakar dapat terus diberikan pemerintah agar masyarakat desa Sri Gading tidak membuka lahan pertanian dengan membakar. (Sahilin).