Dokter Spesialis Penyakit Dalam Niat Tinggalkan RSUD Tamiang Layang, Mengapa ?

TAMIANG LAYANG, JURNALIS BICARA – Miris rasanya ketika mendengar keluhan dan kekecewaan masyarakat Barito Timur terkait kualitas pelayanan di RSUD Tamiang Layang, akibat berkurangnya fasilitas baik sarana maupun prasana kesehatan bahkan tenaga ahli medis.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamiang Layang yang merupakan salah satu fasilitas kesehatan utama di Gumi Jari Janang Kalalawah, ini berdiri sebelum adanya otonomi daerah Kabupaten Barito Timur atau bisa disebut sebelum terbentuknya Kabupaten Barito Timur.

Namun seiring berjalannya waktu, fasilitas milik pemerintah daerah ini mengalami kemerosotan, dalam segi sarana dan prasananya, baik alat kesehatan maupun tenaga ahli medis, salah satunya dokter spesialis penyakit dalam.

Kekecewaan itu dirasakan oleh M. Hutabarat (85) salah satu warga Ampah,  saat mengetahui dokter spesialis dalam yang ingin dikunjunginya sudah tidak ada.

“Saya ingin berkunjung dan berobat ke spesialis dalam, namun karena sekarang dokternya tidak ada, maka saya tidak dapat berobat, malah saya disarankan untuk ke Puskesmas dulu minta rujukan ke kabupaten lain,” tuturnya Senin (10/05/2021).

Ia berharap pemerintah daerah cepat tanggap dengan kondisi ini, dan segera melengkapi fasilitas layanan yang dibutuhkan masyarakat, terutama tenaga dokter spesialis dalam maupun spesialis jantung agar masyarakat terlayani dengan baik, tambahnya.

Sementara saat dihubungi via telepon selularnya, dr. Rosidi yang merupakan dokter spesialis dalam satu – satunya di RSUD Tamiang Layang, saat ini dirinya mengaku sedang berada di Pulau Jawa.

dr. Rosidi mengutarakan, kemungkinan akan kembali ke Bartim setelah Hari Raya ini, dalam perbincangan tersebut, ia sempat menyatakan niatnya untuk mengajukan permohonan mutasi kepada Bupati Bartim terkait tugasnya sebagai dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Tamiang Layang.

Baca Juga :  Tidak Ada Kontribusi, 6 Desa Tolak HGU PTPN XIII Barito Timur

“Saya sudah mengajukan permohonan mutasi ke pak Bupati 4 bulan yang lalu, namun tidak ada keterangan, kemudian saya mengajukan permohonan pengunduran diri,” ucapnya.

Dikatakan, niat pengunduran dirinya dipicu oleh kekecewaannya terhadap pemerintah daerah yang dinilainya tidak konsisten.

“Pemda itu memberikan fasilitas kepada dokter dan insentif dokter spesialis dasar ada 4 bagian, dokter spesialis bedah, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak dan dokter spesialis kandungan, tapi kenyataannya pemerintah daerah kurang ada perhatian, dan problem nya dari tahun ketahun kok seperti kurang ikhlas, jika ingin memberi ya memberi, berapapun itu asalkan konsisten,” tegas dr. Rosidi.

“Ini juga menjadi alasan saya gak bisa bertahan, ada pernah terdengar obat gak ada dan oksigen habis. Itu saya tepuk jidat, bagaimana bisa melayani maksimal jika demikian,” tutupnya. (Tri/Jubir)