CIMAHI, jurnalisbicara.com – Pelaksana Tugas (Plt.) Wali Kota Cimahi Ngatiyana melakukan kunjungan ke Sekolah Dasar (SD) Negeri Cimahi Mandiri 2 untuk meninjau pelaksanaan Simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM), pada Senin (24/05/2021).
Pada kesempatan tersebut, Plt. Wali Kota didampingi oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Cimahi Maria Fitriana dan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Cimahi Harjono.
Kunjungan ini dilakukan dengan maksud guna memantau persiapan sekolah dalam pelaksanaan PTM sesuai dengan protokol Kesehatan di lokasi satuan Pendidikan dimaksud. Selain di SDN Cimahi Mandiri 2, Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi juga menggelar simulasi pembelajaran tatap muka di 27 PAUD/TK, 101 SD dan 38 SMP sebagai persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka pada 19 Juli 2021 mendatang. Simulasi tersebut rencananya akan berlangsung selama satu minggu, dari Senin (24/05) hingga Senin (31/5/2021).
“Hari ini Kota Cimahi melaksanakan simulasi tata cara pembelajaran tatap muka. Salah satunya kita edukasi mulai dari PAUD, TK kemudian juga SD dan SMP. Nah ini kita lakukan di kota cimahi secara berurutan, akan kita adakan simulasi di tiap-tiap sekolahan sampai dengan nanti penerimaan siswa baru nanti di bulan juni. Untuk itu, pembejalaran tatap muka ini kita simulasikan dulu di tiap-tiap sekolah, karena kalau tidak disimulasikan nanti akan kagok dalam rangka pelaksanaan pembelajaran tatap muka,” tutur Ngatiyana kala ditemui usai peninjauan simulasi di SDN Cimahi Mandiri 2.
Dikatakan Plt. Wali Kota Ngatiyana, berbagai persiapan telah dilakukan pihak sekolah seperti menyediakan sarana penunjang protokol kesehatan (tempat cuci tangan, hand sanitizer, masker) serta jalur khusus untuk keluar-masuk siswa di lingkungan sekolah. dalam hal ini, Ia menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan yang ketat selama simulasi PTM, seperti misalnya sterilisasi ruangan kelas sebelum dan sesudah digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar hingga ketentuan agar para siswa dan guru tidak berkerumun di satu titik tertentu. Disampaikannya, setiap sekolah juga harus menyediakan ruang isolasi yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk merawat siswa yang sakit selama jalannya simulasi PTM tersebut.
“Saya sampaikan pada saat pembelajaran nanti, semua ruangan awalnya harus disemprot dulu dengan disinfektan yah, setelah itu baru siswanya bisa masuk dengan mencuci tangan terlebih dahulu dan semuanya memakai masker. Di sekolah juga disiapkan satu ruangan isolasi. Apabila ada perkembangan yang sakit mungkin panas dan sebagainya, dibawa ke ruang isolasi untuk diadakan pemeriksaan yah. Jadi Langkah-langkah ini sudah dipersiapkan segala sesuatunya,” terang Ngatiyana.
Ditambahkan Ngatiyana, Evaluasi atas pelaksanaan PTM ini sendiri baru bisa dilaksanakan setelah dua atau tiga hari pelaksanaannya. Sekilas, pihaknya menilai, pelaksanaan simulasi PTM pada hari pertama ini sudah mendekatai standard protokol Kesehatan sesuai aturan yang berlaku. Misalnya, selama simulasi PTM berjalan, siswa yang diizinkan mengikuti pembelajaran maksimal hanya 15 orang siswa setiap kelasnya. Sementara untuk tingkat Taman Kanak-Kanak, jumlah siswa yang diizinkan per kelasnya hanya 5 orang.
“Anak-anak sekolah di kelas maksimal hanya boleh 15 orang yah. Jadi kalau satu kelas 40 [orang] dilaksanakan tiga kelompok dengan komposisi 15-15-10, sehingga tidak terjadi penumpukan di dalam kelas. Ini semua dilaksanakan sepeti itu.terbatas di dalam [kelas]nya, kecuali PAUD dan TK hanya lima [orang] dalam satu kelas,” bebernya.
Ditanya tentang potensi kemunculan cluster baru dari pelaksanaan simulasi PTM ini, Ngatiyana tidak menutup kemungkinan tersebut.
Menurutnya, bila hal tersebut terjadi, maka pihaknya akan mengambil keputusan untuk menghentikan pelaksanaan simulasi bila memang diperlukan.
“Inikan baru simulasi pertama yah. Nanti kalua sudah berulang-ulang itu akan terbiasa sehingga anak-anak itu dengan sendirinya akan tahu tugas dan kerjanya. Alhamdulillah ada tenaga Kesehatan yang dikirimkan dari puskesmas masing masing untuk mendampingi di setiap sekolahan, sehingga kalua terjadi apa apa kesehatan juga siap disini. Jadi dengan jumlah siswa yang ditentukan terbatas di setiap kelasnya, mudah-mudahan simulasi ini berjalan dengan baik,” pungkas Ngatiyana.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Kadisdik Kota Cimahi Harjono memaparkan di Kota Cimahi secara total terdapat sebanyak 27 dari 400 TK, 102 dari 114 SD, serta 37 dari 45 SMP yang turut serta dalam pelaksanaan simulasi PTM tersebut.
“Jadi zonanya kita bagi tiga, zona Cimahi Utara khusus buat TK, zona Cimahi Tengah untuk tingkat SD, dan Cimahi Selatan untuk SMP. Memang tidak semua yah, karena sekolah-sekolah itu juga harus memenuhi daftar periksa. Nanti jajaran sekolahnya juga akan dievaluasi kesiapannya, dari mulai buruk, sedang, baik, dan baik sekali,” tandasnya.
Ditambahkannya, evaluasi pelaksanaan simulasi PTM secara keseluruhan rencananya akan dilakukan pada hari Rabu (26/05) mendatang atau dua hari setelah dijalankannya simulasi PTM ini.
“Nanti hari Rabu, akan kita lakukan evaluasi terkait pelaksanaan Simulasi PTM pada hari Senin dan Selasa ini. Hasilnya akan kita sampaikan kepada Plt. Wali Kota untuk meminta arahan lebih lanjut apakah simulasi PTM ini akan dihentikan atau diteruskan,” tutup Harjono.