Guru Berprestasi Ini Bicara Asyiknya Memiliki Karya Tulis dalam Bentuk Buku

TAMIANG LAYANG, jurnalisbicara.com – Sepintar apapun atau sehebat apapun guru jika tidak membagikan ilmunya kepada orang di sekitarnya atau kepada guru yang lain maka ilmu yang dimilikinya tidak berguna.

Ilmu bagaikan harta karun, apabila disimpan saja dan dipendam dalam satu tempat tanpa orang lain tahu, maka harta karun itu hanya akan sia-sia saja.

Begitu ungkapan Yuli Rinawati, salah satu guru berprestasi di Kabupaten Barito Timur yang mengajar di SMP Negeri Satu Atap Juru Banu Kecamatan Paju Epat saat diwawancarai pada momen Hari Guru, Kamis 25 November 2021.

Karena itu sebagai media membagikan ilmu yang dimilikinya, Yuli menulis buku agar memudahkan orang lain mengakses pengetahuan atau pengalaman yang dimilikinya sebagai seorang guru.

“Buku pertama saya berjudul Siswaku Pahlawanku, buku ini bercerita tentang pengalaman pribadi yang menjelaskan bahwa keberadaan siswa dan tantangan yang saya hadapi saat mengajar justru membuat saya dapat mengembangkan diri, itu sebabnya saya menyebut siswa menjadi pahlawan bagi gurunya,” papar Yuli tentang buku yang diterbitkan oleh Penerbit Cipta Media Edukasi pada 2018 ini.

Ia juga menulis buku biografi Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas yang berjudul Bintang Kecil yang Bersinar. Selanjutnya buku ketiga tentang kepemimpinan di Kalimantan Tengah yang berjudul Memetik Gitar Sambil Menari.

“Buku keempat saat ini sedang dirilis, buku ini tentang kearifan lokal masyarakat Kalimantan yaitu penggunaan daun rungkai sebagai penyedap rasa masakan,” ujarnya.
Selain membukukan hasil karyanya sendiri, Yuli juga terus mengajak guru yang lain agar menyenangi dunia tulis-menulis sebagai wahana berbagi pengetahuan.

“Ini sesuai motto kami di IGI (Ikatan Guru Indonesia) yaitu Sharing and Growing Together atau berbagi dan bertumbuh bersama,” jelas wanita yang menjabat sebagai Ketua IGI Barito Timur selama 2 periode hingga 2026 ini.

Baca Juga :  Hari Kesadaran Nasional, Bupati Purwakarta Ingatkan Bahwa ASN Itu Pelayan Masyarakat

Di samping itu menulis buku juga memberikan keuntungan untuk peningkatan karier guru penulis buku, karena jika dipublikasikan dan memiliki nomor ISBN maka karya tulis itu akan menunjang angka kredit kenaikan pangkat.

“Kalau untuk syarat naik pangkat, menulis buku angka kreditnya 7,” tandasnya. Pada 2013-2016, secara berturut-turut Yuli meraih predikat sebagai guru berprestasi tingkat kabupaten, dan 2015 juga mendapat peringkat ke 4 untuk inovasi pembelajaran tingkat nasional.

Pada 2016, Yuli juga meraih juara 2 tingkat kabupaten dan juara 3 tingkat provinsi dalam forum ilmiah guru. Kemudian pada tahun 2018 dan 2019, dia kembali meraih predikat sebagai guru berprestasi tingkat kabupaten. (Tri/Jubir)