Kadisdik Jabar Bahas Mulok Pencaksilat Bersama IPSI Jabar

H.H.Dedi Supandi, S.STP., M.Si, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. (Fot. Dok, Istimewa).***

BANDUNG, JURNALIS BICARA. COM-  Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat, Dedi Supandi,S.STP. M.Msi menerima audiensi Tim Mulok IPSI Jabar bersama LP Ma’arif PW NU, di Aula Dewi Sartika, Jl. Dr.Radjiman, No.6, Bandung, Selasa. (16/02/2021).

Hadir dalam rapat mulok tersebut, Kadisdik Jabar, H. Dedi Supandi, Kabid GTK, Asep Suhanggan, Perwakilan KCD Disdik Jabar, dari IPSI Jabar,H. Yoyo Yahya,SH, Dr.Mulyana, Mpd, Agus Sihombing, SH,MH ,Wahyudi (Humas) dan Perwakilan LP Ma’arif serta undangan lainnya secara terbatas.

Seperti diketahui, pasca ditetapkannya Hari Pencaksilat Jawa Barat, 12 Desember lalu oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Pencaksilat harus dijadikan muatan lokal Disdik di tingkat SD, SMP, SMA/SMK se- Jawa Barat.

READ ALSO

Kadisdik Jabar, Dedi Supandi menyambut baik pencaksilat untuk dijadikan muatan lokal dalam kurikulum Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Kadisdik Jabar, Dedi Supandi tampak berbincang dengan Kabid GTK, Asep Suhanggan, di Aula Dewi Sartika. Selasa (16/02/021).

“Pencaksilat itu jelas ada unsur budaya, spiritual, selain tentu olahraganya. Dan itu asli budaya leluhur kita, sebenarnya dari dulu juga sudah ada di sekolah. Cuma masih sebatas ektra kurikuler,” tutur Kadisdik Jabar.

Dedi Supandi berkeinginan mulok pencaksilat dapat berkolaboratif dengan kurikulum “Masagi” yang telah diluncurkan oleh Disdik Jabar.

“Kurikulum Masagi, merupakan implementasi kurikulum nasional berbasis karakter dan based learning dengan kearifan lokal Jawa Barat,” katanya.

READ ALSO

Untuk teknis dalam pelaksanaan, kata Kadisdik. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Tim Penyusun Kurikulum Masagi, imbuh Kadisdik.

Baca Juga :  Bahaya Obat Antibiotik jika Tidak Dihabiskan, Ternyata Bisa Bikin Tubuh Begini

Hal itu dilakukan, agar efektivitas mulok dapat optimal, tepat sasaran dalam menciptakan ekosistem pembentukan karakter dan budaya di lingkungan sekolah.

“Kita lihat saja, apa perlu masuk di kurikulum atau ektra kurikuler wajib. Nanti kita kaji dan rumuskan lebih lanjut,” pungkas Dedi Supandi.

Sementara itu, H. Yoyo Yahya,SH Sekum IPSI Jabar, mengaku optimis Pencaksilat dapat berkolaborasi dengan program Masagi di Disdik Jabar.

Pasalnya, implementasi kurikulum Masagi sesuai dalam pembentukan karakter pembinaan mental dan spiritual dalam pencaksilat.

“Itu semua ada dalam prinsip-prinsip pencaksilat, Insyaallah kita bisa berkolaborasi,” kata dia.  .

Hanya saja, kata Yoyo. Semua itu harus ada payung hukum yang jelas karena menyangkut pagu anggaran dalam pelaksanaannya.

“Ya, nanti kalau udah ada pergub misalnya. Intinya IPSI siap dan mendukung sepenuhnya,” ujar sekum IPSI Jabar.

Sekum IPSI Jabar, H. Yoyo, SH, saat menyerahkan secara simbolis Majalah dan Tabloid JUBIR, di Aula Dewi Sartika. Selasa (16/02/2021).

Diketahui, Rapat Mulok juga disiarkan secara virtual yang di ikuti oleh Anggota Tim Penyusun Kurikulum Masagi, Prof, Elih Sudiapermana dan praktisi pendidikan lainya. 

Prof, Elih mengatakan kurikulum Masagi adalah produk inovasi dan kolaborasi. Untuk fundamental siswa berprestasi dan berkreasi.

“Kita didik siswa berinovasi, berinteraksi dan fokus untuk memperkuat kemampuan dasar. Bukan hanya dijejal kurikulum atau konten saja,” katanya via Zoom Metting Virtual. Selasa (16/02/2021).

Acara ditutup dengan pemberian Simbolis Majalah IPSI JABAR, dan Tabloid JUBIR oleh Sekum IPSI Jabar yang diterima langsung oleh Kadisdik Jabar, Dedi Supandi. (Why/JBR).***