KAB.SUKABUMI, jurnalisbicara.com – Ketua DPC. HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Kabupaten Sukabumi, H.Dede Ola berang dan menuntut General Manajer PLTU Palabuhanratu dipecat.
Bukan tanpa alasan, Dede Ola marah besar lantaran dituding mendalangi aksi Forum Pemuda Palabuhanratu (FPP) yang memprotes dugaan monopoli kebijakan dan penyalahgunaan wewenang diduga dilakukan oleh GM Indonesia Power dan jajaran direksi PLTU Palabuhanratu.
Berawal dari protes Forum Pemuda Palabuhanratu kepada Indonesia Power PLTU Palabuhanratu yang disinyalir tidak bertanggung jawab terhadap limbah dan polusi, maka FPP melakukan audensi dengan pihak PLTU di gedung DPRD pada Senin (27/3/2023) lalu.
“Awalnya saya dapat telpon dari Saudara Asep Tresna (Humas PLTU) dan perwakilan dari Perusahaan Adiguna, supaya bisa membantu mentabayyunkan antara pihak FPP dan pihak Indoneaia Power PLTU Palabuhanratu agar permasalahannya bisa selesai tidak melebar kemana-mana, padahal sebetulnya waktu itu hubungan saya dengan Ketua FPP (Friady) lagi tidak harmonis,” tuturnya.
Dan setelah komunikasi dengan FPP selama 4 hari berturut-turut, lanjutnya, didampingi oleh Nandang, Kepala Desa Jayanti, sudah mulai mengerucut, tensi kedua belah pihak sudah mulai turun dan sudah bisa berkomunikasi.
“Namun janji Saudara Asep Tresna untuk mempertemukan Jajaran FPP dengan GM Indonesia Power yang sudah disampaikan ke FPP jadi batal, malah terkesan, saya yang tadinya membantu dan memang diminta bantuan untuk menyelesaikan masalah ini, malah jadi dituding oleh GM Indonesia Power seolah-olah saya yang mendalangi gerakan FPP,” ujarnya.
Dia mengaku tidak menerima dengan tudingan tersebut, padahal awalnya dari pihak PLTU yang menghubunginya meminta dibantu untuk berkomunikasi dengan FPP.
“Tapi setelah saya tengahi, bantu komunikasi, malah saya dituding mendalangi aksi mereka, atas tudingan itu saya menjadi geram dan marah tentunya, kalau begitu sudah saya juga menuntut GM Indonesia Power PLTU Palabuhanratu dipecat, karena tidak becus menyelesaikan masalah lingkungan dan tidak mengedepankan kearifan lokal dalam mengatasi masalah, dimana bumi di pijak disitu langit dijunjung, lain ladang lain belalang, GM Indonesia Power seperti ini tidak layak ada di Palabuhanratu,” tegas Dede Ola, Kamis (13/4/2023).
Dikatakan, kalau agresi dengan administrasi biasanya hasilnya agak lambat, maka pihaknya akan mengadakan unjuk rasa untuk mengusir GM Indonesia Power yang songong dan tidak Akuntabel.
“Unjuk rasa akan kami laksanakan kurang lebih H + 10 Idul Fitri,” ujar Dede Ola.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Forum Pemuda Palabuhanratu, Friady Mahyuzar, juga tidak menerima tudingan bahwa aksi yang dilakukannya ditunggangi pihak tertentu.
“Kita tidak menerima atas tudingan itu, karena pergerakan kita itu murni atas gagasan dari teman-teman dengan adanya pelanggaran oleh jajaran direksi Indonesia Power PLTU Palabuhanratu, karena Palabuhanratu ini lingkungan kami, kalau bukan kami yang menjaga, siapa lagi, makanya kalau menuding kami ditunggangi, kami tidak akan terima, kami mengutuk atau mengecam keras tudingan tersebut, apalagi kepada tokoh masyarakat dan juga tokoh Nelayan Sukabumi, dan kami akan mengadakan aksi unjuk rasa ke PLTU kalau GM Indonesia Power tidak keluar dari Palabuhanratu,” ucapnya.
Terkait polusi udara, air, tanah dan mahluk hidup di sekitar PLTU 2 Jabar Selatan di Kampung Cipatuguran Desa Jayanti Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.
Umar LM Sinaga,Warga Desa Citepus,
Palabuhanratu mengungkapkan.
“Jika memang asap debu yang dikeluarkan oleh cerobong PLTU tersebut kelihatan kehitam-hitaman dan kasar. Maka patut dipertanyakan terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) nya. Apakah dijalankan sesuai dengan koridor yang berlaku,atau memang ada gangguan teknis dari alat yang digunakan selama ini. Bisa karena faktor lalai. Patut diduga memang tidak profesional dalam pengoperasiannya. Dalam artian ada alat operasional yang kadaluarsa yang belum diganti oleh mereka. Ini perlu disoroti karena asap tersebut jelas adalah dalam katagori limbah udara dan polusi yang berakibat fatal bagi keberlangsungan hidup. Baik yang ada di darat ,laut maupun di udara, seperi manusia, ikan dan mahluk hidup lain,” urainya.
Secara terpisah, Manajer PT Indonesia Power PLTU Palabuhanratu, Rizqi Priatna, melalui Humas PT Indonesia Power, Asep Tresna Lukman Hakim, mengatakan, terkait tuntutan FPP, aspirasi itu merupakan dinamika harus dihormati.
“Apa yang menjadi aspirasi pemuda adalah dinamika yang ada yang harus kita hormati bersama,” jelasnya.
Menurutnya, saat ini pihaknya fokus menjalankan tugas dan memastikan pasokan listrik ke masyarakat aman.
“Kami dari seluruh pegawai PLTU 2 Jabar Selatan Palabuhanratu tetap fokus menjalankan tugas untuk memastikan pasokan listrik pada seluruh masyarakat tetap aman dan andal selama bulan puasa dan menghadapi siaga Idul Fitri 1444H,” jelasnya. (Sopandi)