Mahasiswa Demo Tuntut Kadisdik Jeneponto Mundur, Diduga Terlibat DAK 2019

Koordinator Lapangan (Koorlap) Mahasiswa, Dedi. Saat berorasi, tuntut Kadisdikbud Jeneponto mundur. Senin, (15/03/2021).

JENEPONTO, JURNALISBICARA,COM- Sejumlah mahasiswa mendatangi kantor Dinas Pendidikan dan Budaya (Disdikbud) Jeneponto, mereka menuntut Kadisdibud mundur dari jabatannya. Senin (15/03/2021).

Pasalnya, Kadisdikbud Jeneponto. Disinyalir terlibat atas pengkondisian beberapa proyek rehab sekolah dan pemotongan anggaran dana DAK 2019. 

Dedi Koordinator Lapangan  (Koorlap) kepada media JURNALIS BICARA, (15/03/2021) mengatakan, pihaknya mengaku kecewa kepada Dissikbud yang dinilai tidak transparan dalam pengerjaan beberapa proyek rehab, serta pemotongan dana DAK 2019 lalu.

“Ya, kami menyesalkan terhadap Disdikbud. Terlebih terkait masalah dana itu sangat sensitif. Seharusnya Disdikbud jangan sampai terlibat. Apalagi kami dengar ada pemotongan dana DAK 2019 lalu hingga 30 %, ini sungguh keterlaluan,” kata Koorlap Mahasiswa usai berorasi.

READ ALSO

Kami tetap menuntut Nur Alam Basir, Kadisdibud Jeneponto untuk segera mengundurkan diri, kata Dedi.

Selama tidak diakomodir aspirasi mahasiswa, katanya. Pihaknya tetap akan melakukan demonstrasi hingga tuntas.

“Kita militan, apapun kondisinya. Dinas Pendidikan itu citra dalam membangun kepribadian generasi bangsa. Bagaimana mana kalau Kadisnya ikut main?, rusak nanti,” cetus sang orator Dedi perwakilan mahasiswa.

READ ALSO

Selain itu, pihaknya meminta agar mengusut pembangunan sekolah PAUD percontohan yang berokasi di Ci’non, Kelurahan Tonrokassi, Kecamatan Tamalatea dan DAK Rehab SD No 84 Gantang Ganrang, Kel.Bontoa, Kec.Binamu.

“Kami mohon, usut tuntas terkait pembangunan baik rehab berat maupun ringan. Disini kami duga, sarat penyimpangan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Ketenagakerjaan, Rahmat Sasmito didampingi Sekertaris, H.Uskar, menerima perwakilan sejumlah mahasiswa.

Baca Juga :  Target Capaian Vaksin Rendah, Bupati Jeneponto Marah Besar

Pihaknya mengakui hanya sebatas menerima dan menyampaikan aspirasi mahasiswa. Hal itu, dikarenakan Kadisdikbud sedang dinas luar.

Merasa kurang puas, mahasiswa pun akhirnya bertolak ke Kantor Bupati Jeneponto dan Inspetorat, untuk melanjutkan aksinya. (Awing/Jubir).***