SUMEDANG, Jurnalisbicara.com – Pada hari ini, Rabu, 17 Juli 2024, di Dusun Cijambe, RT004/RW002, Desa Cijambe, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang, telah diadakan acara pembacaan pernyataan sikap oleh masyarakat yang terdampak oleh proyek PLTA Jatigede.
Pembacaan pernyataan ini dipimpin oleh Bapak Kadir (55), dan dihadiri oleh tokoh masyarakat dari Desa Karedok, Desa Cipeles, dan Desa Kadujaya, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang.
Acara dimulai dengan pembukaan oleh Bapak Kadir yang menyampaikan rasa hormat dan teriring doa untuk Bapak Iqbal dan keluarga besar Mohamad Fauzan Rahman. Kemudian, pernyataan sikap dibacakan pada press conference dimulai.
Dalam pernyataan sikap tersebut, Mereka menegaskan bahwa sejak tahun 2019 hingga 2024, mereka telah menerima pendampingan dari Bapak Yudi Tahyudin yang telah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan uang demi membela hak-hak mereka. Mereka menegaskan tidak pernah mengenal LSM GMBI dan hanya mengakui perjuangan Bapak Yudi Tahyudin dalam mendampingi mereka.
“Bahwa melihat permasalahan yang terjadi terhadap tokoh pembela masyarakat 3 desa, yang dari awal Bapak Yudi Tahyudin yang mendampingi kami, dimana sudah sangat berkorban waktu, tenaga, pikiran, dan uang terhadap kami dari tahun 2019 sampai dengan 2024 melakukan pendampingan ke masyarakat. Akan tetapi, tokoh kami didzalimi.” ucap Kadir saat pembacaan pernyataan sikapnya , kepada Wartawan, di lokasi.
Masyarakat merasa didzalimi ketika ada upaya untuk menghilangkan peran Bapak Yudi Tahyudin dalam pendampingan ini. Mereka menyatakan tidak membutuhkan LSM GMBI karena hanya Bapak Yudi Tahyudin yang telah membantu mereka sejak awal. Masyarakat tidak rela jika Bapak Yudi Tahyudin diabaikan hanya karena masalah organisasi.
“Untuk itu, kami sampaikan sikap bahwa kami tetap dengan Bapak Yudi Tahyudin. Kami tidak butuh LSM GMBI. Pada saat kami merasa susah, dimana orang-orang DPP LSM GMBI berada? Dimana mereka berkorban uang, tenaga, waktu, dan pikiran disaat kami ini merasa susah? Hanya tokoh Yudi Tahyudin yang mau membantu kami.” pungkasnya
Masyarakat yang dirugikan dan kehilangan tanah mereka yang belum dibayar menegaskan akan terus berjuang bersama Bapak Yudi Tahyudin. Mereka menolak setiap upaya yang merugikan mereka dan siap berdiri di depan untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Mereka juga mengecam pihak-pihak yang datang setelah semuanya hampir selesai dan mengklaim diri sebagai pahlawan kesiangan.
“Untuk itu, kami sekali lagi menyatakan sikap. Kami tidak butuh LSM GMBI karena kami yang tahu perjuangan tokoh Yudi Tahyudin dari 2019 sampai 2024. Jangan hanya karena masalah organisasi, Yudi Tahyudin dihilangkan dalam masalah pendampingan kami.” tegas Kadir
“Kami tidak rela. Kami yang dirugikan. Tanah kami belum dibayar, dan kami tetap berjuang dengan Yudi Tahyudin. Apapun yang terjadi, kami siap di depan untuk semua ini.” tambahnya
Masih di lokasi, lanjut kadir. “Jangan ganggu kami. Jangan kalian datang setelah sudah mau dibayar baru kalian jadi pahlawan kesiangan.” ujarnya
Kadir dengan lantang berbicara, menyatakan , “Sekali lagi kami katakan, kami yang dirugikan, punya tanah, kami yang korban, dan jangan cari manfaat dari penderitaan kami.” tutupnya
Pembacaan pernyataan sikap oleh kadir di tutup dengan ucapan Takbir sebanyak 3 kali dengan kepalan tangan di keataskan. Hingga berita ini di muat DPP LSM GMBI belum merespon terkait pernyataan sikap yang dikeluarkan oleh Kadir mewakili Tokoh Masyarakat disekitarnya. *** (vr)