KAB.PURWAKARTA, jurnalisbicara.com – Adanya IGD/UGD di Rumah Sakit adalah untuk menangani pasien dalam kondisi yang darurat dan butuh penanganan segera dengan memberikan perawatan yang tepat dan secepat mungkin untuk kondisi medis yang mengancam nyawa.
Tetapi sangat di sayangkan ketika pasien datang ke IGD pelayanannya tidak maksimal, seperti yang terjadi di RSIA Bunda Fathia yang beralamat di jl. Ibrahim singadilaga No. 95-97 Purwamekar,kec. Purwakarta, kabupaten Purwakarta, dalam hal pelayanan tidak sigap kepada pasien gawat darurat .
Ketika ada pasien bayi muhammad hanif di bawa oleh neneknya dan di dampingi oleh Sekjen LPKSM Satria ke ruang IGD, penjaga nya tidak ada di tempat sehingga pasien harus menunggu sekitar 15 menit baru di tanggapi, itu pun setelah keluarga pasien menegur tempat pendaftaran pasien agar di tindak padahal posisi IGD/UGD tidak penuh.
Awak media mewawancara Yadi Permana,SH sekjen LPKSM Satria yang ikut mendampingi keluarga pasien bayi ke RSIA Bunda Fathia,menurutnya keluarga sangat kecewa dengan pelayanan IGD RSIA Bunda Fathia karena waktu kita datang disana sama sekali tidak ada perawat ataupun dokter jaga nya, setelah menunggu 15 menit pihak keluarga menggedor atau menegur baru di layani .
“kami masuk RSIA Bunda Fathia jam 22.00,baru di layani jam 22.15,itu pun setelah kami datang lagi yang kedua kali ke loket pendaftaran, barulah petugas IGD muncul untuk melayani, padahal ruangan IGD kosong tidak ada pasien lain”.
Menurut UU No.40 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pasal 29 ayat 1 Hurup F bahwa Rumah sakit Wajib Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu /miskin,pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulance gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan.
Dan di atur dalam UU kesehatan No.36 tahun 2009pasal 4,setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,bermutu dan terjangkau. Ungkap Yadi Permana,S.H
Karena kecewa dengan pelayanan IGD RSIA Bunda Fathia akhirnya keluarga membawa bayi Muhammad hanif pulang dengan alasan bahwa RSIA Bunda Fathia pelayanannya tidak sigap dan adanya ketidaksingkronan antara pendaftaran dengan petugas IGD.
Awak media pun langsung meluncur ke RSIA Bunda Fathia untuk menanyakan kepada petugas pendaftaran,bahwa pihaknya membenarkan ada pasien bayi baru dua hari lahir datang ke rumah sakit ini,tetapi kita tidak tahu nama pasien bayi itu sebab memang belum saya daftar kan sebelum ada pemeriksaan dari dokter jaga IGD,Kalau ternyata dokter nya bisa di terima,baru bisa di daftarin disini.
Tambahnya, IGD memang kosong karena kita kekurangan sumber daya untuk perawat nya ,jadi untuk perawat feri sama IGD tuh jadi satu ,tadi tuh perawatnya lagi di ruangan feri terus saya TLP ke perawatnya bahwa pasien langsung ke ruangan IGD. Ucap nya
Petugas pendaftaran RS Bunda Fathia pun membenarkan bahwa memang keluarga pasien dua kali datang ke pendaftaran.
Sebelumnya awak media mencoba masuk ke ruangan IGD RSIA Bunda Fathia dan di antar oleh pihak keamanan,ketika masuk ke ruang IGD terlihat kosong dan memang tidak ada perawat jaga yg standby ,setelah pihak keamanan memanggil ke dalam,baru datang perawat jaga yang bernama agung seperti baru bangun dari tidur.
Ketika di tanyakan mengenai pasien bayi atas nama Muhammad Hanif ,pihaknya mengatakan tidak ada bayi atas nama tersebut,untuk penanganan IGD perawat agung mengatakan bahwa tidak menangani bayi Muhammad Hanif.
Dalam hal ini pun sepertinya ada ketidak sinkronan antara pendaftaran dengan perawat penjaga Ruangan IGD,yang menyebabkan keluarga pasien pun kecewa dengan pelayanan RSIA Bunda Fathia.
Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi di seluruh rumah sakit,mudah mudahan pihak pihak terkait seperti pemerintah daerah atau pun dinas kesehatan dapat mengambil tindakan kepada pihak Rumah Sakit Ibu Dan Anak Bunda Fathia. (Dwi)