Bupati Bandung, Dadang Supriatna memberikan sembako di Gedung Budaya Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (14/12/22)
BANDUNG – Dalam rangka percepatan pengendalian inflasi daerah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui sejumlah dinas atau organisasi perangkat daerah (OPD) telah menyalurkan sebanyak 96.736 paket sembako kepada masyarakat Kabupaten Bandung.
Adapun Untuk pengadaan puluhan ribu paket sembako tersebut berasal dari bonus dana insentif daerah (DID) pusat yang diberikan kepada Pemkab Bandung atas penilaian kinerja sangat baik.
Bupati Bandung H M Dadang Supriatna mengatakan, bahwa pihaknya sudah melaunching dan membagikan secara serentak puluhan ribu paket sembako yang berasal dari sejumlah dinas atau OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung.
“Uang untuk pengadaan paket sembako ini berasal dari bonus atau tambahan DID yang kedua sebesar Rp 11,4 miliar. Yang pertama kita mendapatkan bonus kinerja melalui program DID sebesar Rp 8,9 miliar dan itu digabung dengan BTT (belanja tidak terduga), sehingga total untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Bandung sebesar Rp 43 miliar. Kita mendapat bonus tambahan DID dari pemerintah pusat itu karena kinerjanya dinilai sangat baik,” kata Bupati Dadang Supriatna usai launching pemberian puluhan ribu paket sembako dan bantuan lainnya di Gedung Budaya Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (14/12/22).
Khusus untuk bonus kedua sebesar Rp 11,4 miliar, imbuh Dadang Supriatna, baru saja dibagikan kepada masyarakat Kabupaten Bandung berupa sembako sebanyak 96.736 paket dan juga bantuan modal usaha kepada P2K (peningkatan pendapatan keluarga) serta bantuan lainnya.
“Ini semua diberikan kepada masyarakat Kabupaten Bandung. Tentu dua kali bonus kinerja ini kita seluruhnya berikan kepada masyarakat Kabupaten Bandung. Mudah-mudahan ini berkah, dan mudah-mudahan inflasi Kabupaten Bandung bisa terjaga dan tetap stabil,” tutur Bupati Bandung.
Bupati Dadang Supriatna berharap melalui kegiatan ini, Kabupaten Bandung tetap bisa meningkatkan daya beli. “Insya Allah dengan program-program yang nyata, program-program yang berpihak pada masyarakat, di antaranya modal pinjaman bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan akan mempertahankan dan dapat meningkatkan serta menurunkan angka inflasi di Kabupaten Bandung,” tuturnya.
Bupati Bandung mengatakan, untuk mengendalikan sekaligus nenangani inflasi di Kabupaten Bandung, di antaranya dengan cara keberpihakan kepada para petani. “Yang mana salah satunya, petani padi mulai Januari 2023 untuk lahan sawah abadi, akan saya bebaskan tidak membayar PBB,” kata Dadang Supriatna.
Sementara petani lainnya, kata Bupati Bandung, akan diberikan subsidi pada tahun 2023, yaitu sebesar Rp 25 miliar untuk 50.000 petani di Kabupaten Bandung. “Dari jumlah petani sebanyak 142.000 petani di Kabupaten Bandung. Itu dalam rangka ketahanan pangan, dan juga untuk menjaga inflasi,” tuturnya.
Di Kabupaten Bandung secara keseluruhan, Dadang Supriatna mengungkapkan, ketersediaan pangan terutama padi mengakami surplus, kecuali telur.
“Tentu dalam hal ini kedepan, saya akan melakukan inovasi bagaimana masyarakat bisa melakukan kegiatan usaha di bidang telur karena telur mengandung protein untuk kesehatan tubuh manusia,” tuturnya.
Menurutnya, untuk mengoptimalkan program pinjaman modal tanpa bunga dan tanpa jaminan, pihaknya akan bergerilya pada bulan Januari 2023 untuk turun dari desa ke desa di Kabupaten Bandung. “Saya ingin langsung bertemu dengan warga masyarakat, terutama berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) bahwa usia produktif di Kabupaten Bandung kurang lebih 50 persen. Ini luar biasa. Artinya, saya akan mengajak dan memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat melalui program yang tentunya bisa menumbuhkembangkan dan bisa membuka peluang baru membentuk usaha-usaha baru,” tuturnya.
“Kalau misalkan Kabupaten Bandung punya 2 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Bandung, yang bergerak di bidang enterpreneur atau dibidang usaha, insya Allah ekonomi masyarakat Kabupaten Bandung akan tetap stabil,” imbuhnya.
Dadang Supriatna menyebutkan, bahwa pihaknya akan menggunakan teori ekonomi mikro. “Contohnya ekonomi mikro ini, bantuan dari pusat dan lain sebagainya. Ini saya harapkan penyedia barang itu, warga masyarakat Kabupaten Bandung,” katanya.
Kemudian langkah selanjutkan, kata Bupati Bandung, bagaimana membangkitkan para pelaku UMKM yang dikolaborasikan dengan pola market digital. Sehingga, mereka bisa terus melakukan kegiatan usahanya dalam rangka meningkatkan daya beli masyarakat Kabupaten Bandung.
Bupati Bandung turut menjelaskan puluhan ribu paket sembako yang dibagikan di antaranya disalurkan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebanyak 15.000 paket sembako. “Paket sembako itu untuk para seniman, paseban, pelaku ekonomi kreatif dan lain sebagainya,” katanya.
Kemudian, Bupati menjelaskan bahwa melalui Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung dibagikan sebanyak 21.000 paket yang sudah diberikan kepada para buruh se-Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu. “Sekarang ditambah lagi 10.000 paket”, tegasnya
Selanjutnya Bupati menerangkan bahwa melalui Dinas Pendidikan dibagikan 15.800 paket yang diberikan kepada guru ngaji. Melalui Bidang Kesra sebanyak 5.000 paket yang diberikan kepada takmir dan marbot atau pengurus masjid.
“Sebanyak 18.400 paket digulirkan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, untuk masyarakat rentan dan penanganan/pencegahan stunting. Sedangkan Dinas Pertanian sebanyak 620 paket. Dinas Sosial 10.000 paket dan bantuan lainnya” katanya. (Diskominfo).*