JAKARTA, Jubir.com – Di tengah semakin panasnya situasi perang antara Palestina dan Israel di Jalur Gaza, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh mengirimkan surat resmi ke Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (18/5/2021) lalu.
Dalam suratnya, Haniyeh meminta Presiden Jokowi untuk mengumpulkan dukungan dari berbagai pihak Internasional agar serangan Israel ke Palestina segera berhenti.
Dia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan kian meningkatnya kekerasan Israel di Palestima, dimana Israel telah melakukan banyak aksi terorisme, agresi dan pembunuhan terhadap anak-anak, perempuan, dan laki-laki Palestina dengan mengepung Gaza lebih dari 15 tahun.
“Kami meminta Anda untuk bertindak segera, dan untuk memobilisasi dukungan Arab, Islam dan internasional, untuk mengambil posisi yang jelas dan tegas untuk mewajibkan pendudukan segera mengakhiri agresi dan teror yang dilakukan oleh pendudukan Israel terhadap Jalur Gaza yang terkepung,” tulis Haniyeh dalam suratnya.
Dikutip Tribunnews.com dari Anadolu Agency, pimpinan Hamas ini mendorong diakhirinya kekerasan pendudukan Israel di Yerusalem.
Haniyeh menyoroti ancaman penggusuran warga Palestina di Sheikh Jarrah, dikriminasi rasial, hingga Yudaiisasi.
Melalui surat itu pula ia berharap, Indonesia mampu menyatukan dukungan internasional untuk meminta Israel mundur dari Al Aqsa.
Dengan adanya dukungan itu dapat membuat rakyat Palestina bebas beribadah di masjid tersebut.
“Semoga Tuhan menjaga dan mengaruniakan kesuksesan, dan untuk persaudaraan Indonesia kemajuan lebih lanjut,” kata Haniyeh.
Ini bukan kali pertama pemimpin Hamas itu surati Presiden Jokowi. Sebelumnya, Haniyeh juga menulis surat untuk Jokowi pada 10 Mei 2021.
Saat itu, ia meminta dukungan dan menyerukan umat Islam untuk berdiri bersama melawan serangan Israel terhadap jemaah di kompleks Masjid Al-Aqsa di akhir bulan suci Ramadan.
Berdasarkan laporan Al Jazeera pada Rabu, dilaporkan 219 termasuk 63 anak-anak Palestina meninggal dunia dan sekira 1.500 warga Palestina menderita luka-luka sejak awal penyerangan Israel pada 10 Mei 2021.
Di sisi lain, dilapokrkan sebanyak 12 warga Israel tewas termasuk dua anak dan 300 orang terluka.